Sabtu, 23 November 2013

Hello Fitri

Sejarah Hello Kitty
Sejarah Dan Fakta – Fakta Unik Hello Kitty

Siapa sih yang gak kenal character super cute yang satu ini??
Character kucing cute berwarna putih dengan pita merah dan tanpa mulut ini sudah sangat mendunia, bahkan sudah mendapat tempat tersendiri di hati banyak orang. Nah buat kalian yang suka Hello Kitty ga okee dunk kalau kalian ga tau sejarah dan fakta -fakta unik tentang Hello Kitty. Berikut ini adalah sejarah latar belakang Hello Kitty :
- Hello Kitty bukanlah nama aslinya, nama asli Hello Kitty adalah Kitty White
- Hello Kitty memiliki seorang saudara kembar bernama Mimmy, cara membedakan antara Hello Kitty dengan Mimmy adalah pitanya, Hello Kitty memakai pita warna merah disebelah kiri, sedangkan Mimmy memakai pita kuning disebelah kanan.
- Meskipun diciptakan oleh Sanrio, perusahaan mainan dan character Jepang, Hello Kitty dikisahkan tinggal di London bersama orang tua dan saudara kembarnya.
- Ayah Hello Kitty adalah seorang pekerja diperusahaan perdagangan, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang jago memasak
- Makanan kesukaan Hello Kitty adalah Pie Apel
- Tinggi badannya setara dengan 5 buah apel, dan berat badannya setara dengan 3 buah ape
- Hello Kitty memiliki pacar bernama Daniel
- Hello Kitty lahir pada tanggal 1 November 1974
Hello kitty

- Hello Kitty pertama kali muncul pada sebuah dompet kecil terbuar dari plastik, bentuk original Hello Kitty saat itu, memakai pita merah dengan baju onepiece all in one warna biru
- Hello Kitty merupakan character dengan produk terbanyak, mulai dari jepit rambut, pensil, dan lain sebagainya, yang diperkirakan mencapai 50.000 an produk berbeda
- Pecinta dan kolektor Hello Kitty biasa disebut Kitty-Ra
- Sekarang Hello Kitty sudah dijual di 60 negara di seluruh dunia
- Hello Kitty sebenarnya memiliki banyak sekali versi yang mana sebenarnya dibuat oleh orang yang berbeda pula, akan tetapi Hello Kitty original tetap dipertahankan hanya saja dibuat mengikuti sesuai dengan perkembangan jaman.
- Kata – kata favourite Hello Kitty adalah Friendship yang berarti persahabatan
Nah yang menjadi pertanyaan banyak orang, kenapa sih Hello Kitty tidak punya mulut?? Ada urband legend yang bercerita tentang devil dibalik tidak adanya mulut Hello Kitty. Akan tetapi, alasan sebenarnya dari ketidak adanya mulut Hello Kitty adalah si pembuatnya ingin agar Hello Kitty bisa menemanimu di berbagai suasana, kamu dapat menggambarkan sendiri bentuk mulutnya, ketika kamu sedang senang, kamu akan merasa Hello Kitty juga sedang senang, sedangkan ketika kamu sedang sedih, kamu juga akan melihat Hello Kitty sedang bersedih.

Sabtu, 16 November 2013

Are you a mosloem? Don't be sad !!

Muslimah Jomblo Anti Galau

Dalam hidup dan kehidupan, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Tak terkecuali kita, manusia. Hikmah memasangkan manusia dalam ikatan pernikahan diantaranya adalah untuk memberi sakinah (ketenangan dan kebahagiaan), dan kasih sayang, serta kecintaan yang merupakan kebutuhan dasar manusia.

Sakinah hanya akan tercipta saat manusia berpasangan dalam ikatan pernikahan. Hal itu terjadi karena pernikahan merupakan perjanjian yang kuat atas nama Allah SWT. Orang yang terlibat dalam ikatan dan perjanjian ini tak hanya bertanggung jawab pada pasangannya, melainkan juga bertanggung jawab kepada Allah. Tanggung jawab inilah yang membuat ikatan pernikahan memiliki keistimewaan yang tidak dapat disamakan dengan ibadah lainnya.

Meski demikian, untuk mendapatkan pasangan yang tepat tidak selamanya mudah. Hal ini berkaitan dengan masalah jodoh. Sementara, jodoh itu sendiri merupakan hal yang ghaib.

Terkadang pada sebagian orang, jodoh mudah sekali datangnya. Sedangkan bagi sebagian yang lain, kedatangan jodoh terasa sulit. Bahkan, ada yang sampai memasuki usia senja sekalipun, seseorang belum menemukan pasangan hidupnya.

Hal tersebut terkadang menimbulkan keresahan bagi yang mengalami, terutama kaum muslimah. Masih menyandang status jomblo di usia yang sudah –bahkan kelewat—matang, mendatangkan kegalauan yang sulit ditepis.


Jangan Percaya Takhayul  Yang Menyesatkan

Tak dapat dipungkiri, jomblo’nya kita di usia yang telah matang terkadang memancing simpati, empati, dan basa-basi dari lingkungan sekitar. Parahnya, simpati itu lebih sering ditunjukkan dengan cara yang salah. Terutama dari orang yang merasa lebih berpengalaman atau usianya lebih dari kita terkadang memberi saran atau nasehat yang sesat dan menyesatkan.

Ungkapan, “Jangan duduk di depan pintu, nanti susah jodoh.”,  atau, “Ambil gih melati dari untaian yang dipakai mempelai perempuan, tapi jangan sampai pengantinnya tahu.” Sering sekali kita dengar dari orang-orang dengan maksud memberi nasehat pada kita agar ‘mudah jodoh’. Padahal kalau mau berfikir, banyak hal yang aneh dan tidak nyambung dari ungkapan tersebut dengan hal-hal yang berkaitan dengan jodoh.

Misalnya, jangan duduk di depan pintu, nanti jodohnya susah. Padahal yang benar, pintu adalah akses keluar masuk, jadi tidak dianjurkan untuk berdiri atau berada di pintu, karena akan menghalangi. Apalagi sampai duduk, tidak sopan itu namanya.

Lalu bagaimana dengan ungkapan mengambil melati dari untaian pengantin wanita tanpa diketahui si empunya? Wah, itu sama saja dengan mencuri. Apa iya ingin mendapat jodoh yang sholeh tapi harus mencuri terlebih dahulu?!

Belum lagi ‘anjuran’ yang tak kalah populer dan masih banyak digunakan dengan tidak boleh menikah melangkahi kakak, terutama perempuan. Hal tersebut pantang dilakukan, karena katanya hal itu menyebabkan sang kakak jadi susah jodoh. Jelas saja hal ini hanyalah mitos semata. Jika ada lelaki sholeh yang datang pada kita lalu kita tolak dengan alasan tidak mau melangkahi kakak yang belum menikah, tentu hal ini bertentangan dengan anjuran Rasulullah saw, “Apabila datang kepadamu seorang laki-laki yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaqnya, hendaklah kamu terima, karena kalau kamu tidak menerima, niscaya akan menjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” (HR.Tirmidzi dan Ahmad)

Penting waspada, sobat muslimah. Hal-hal tersebut di atas –dan masih banyak anjuran sejenis—dapat menjerumuskan kita pada tindakan syirik jika kita turuti dan lakukan.  Sebagai muslimah, tentu kita harus meyakini hanya Allah satu-satunya penolong dan Yang Maha Menetapkan segala sesuatu. Bukan yang lain! Apalagi sampai percaya mitos dan takhayul. Na’udzubillah.

Mari Jemput  Jodoh dari Tangan Allah

Sobat muslimah tentu pernah mendengar ungkapan, “Jodoh itu di tangan Allah. Kalau tidak diambil, ya tetap di tangan Allah terus.”. Tentu saja, kalimat tersebut hanya guyonan belaka. Tapi, jika kita mau sedikit merenung, kalimat tersebut ada benarnya juga.  Bahwa jangan karena jodoh itu di tangan Allah, kemudian kita sebagai hamba hanya berdiam diri tanpa berusaha ‘mengambil’ atau menjalani beragam ikhtiar yang disyariatkan.

Setelah kita berhasil melepaskan diri dari jeratan mitos dan takhayul seperti yang telah disebutkan di atas, tentu kita harus menjalani masa penantian dengan ikhtiar menjemput jodoh yang tidak bertentangan dengan hukum  Islam. Apa saja?

Yang pertama adalah niat untuk tidak menunda pernikahan dengan beragam alasan. Karena Islam adalah agama yang memerintahkan setiap umatnya untuk menikah atau menjalani hidup berumah tangga.

Islam melarang keras seseorang yang enggan menjalani hidup berumah tangga. Bahkan Rasulullah saw dengan tegas mengatakan, bahwa orang yang menunda-nunda pernikahan padahal ia telah mampu, maka ia dapat digolongkan sebagai teman setan karena tidak merasa bersalah menyimpang dari fitrah. Juga termasuk golongan pendeta Nasrani yang merasa dirinya lebih suci dengan tidak menikah. Atau termasuk orang durhaka karena mendustai tuntutan biologis yang telah diatur oleh Allah. Juga termasuk orang yang hina kematiannya karena memutuskan tali keturunan yang dapat dijadikan penolong dirinya di hadapan Allah. Dan termasuk orang tercela karena tidak mau menjalankan tanggung jawab berpasangan. Na’udzubillahi min dzalik. Jangan sampai kita termasuk dalam golongan di atas karena menunda-nunda pernikahan dengan alasan yang tidak berdasar.

Ikhtiar selanjutnya dalam menjemput datangnya jodoh adalah kita jangan segan-segan untuk menggali pengetahuan tentang pasangan yang ideal.

Pernikahan dalam Islam bertujuan membuat seseorang merasa sakinah terhadap pasangannya. Sementara, kata “sakinah” dalam bahasa Arab memiliki arti rukun, akrab, intim, jinak, berkumpul, bersatu, bersahabat, percaya, senang, dan ridha. Sakinah dapat diistilahkan sebagai keadaan rumah tangga yang bahagia dan tenteram.

Agar dapat memenuhi tujuan pernikahan yang sakinah tentu kita harus memperoleh gambaran yang jelas tentang calon suami yang baik untuk dijadikan pasangan. Yang terpenting, gambaran ini haruslah sesuai dengan tuntunan agama yang telah digariskan oleh Allah.

Setelah kita menggali informasi mengenai pasangan yang ideal, kita pun harus aktif berusaha. Tapi perlu diingat, berusaha di sini tetaplah harus dalam koridor syar’I. Jangan dengan alasan berusaha mencari jodoh lalu kita menggadaikan izzah kita sebagai muslimah. Misalnya dengan memajang foto narsis kita di facebook dengan tujuan untuk menarik perhatian lawan jenis. Atau SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) dengan lawan jenis yang kita mempunyai kecenderungan hati terhadapnya. Bukan! Bukan dengan jalan yang demikian.

Aktif berusaha yang dimaksud adalah, kita dapat mencari informasi  tentang seseorang kepada orang yang shalihah dan terpercaya. Mengenai siapa yang sama-sama sedang dalam masa penantian jodoh, misalnya.

Jika hal itu sudah dilalui, kita pun jangan terburu-buru. Sangat penting kiranya kita meneliti calon pasangan. Tindakan ini bertujuan meyakinkan apakah calon pasangan sesuai dengan harapan atau tidak. Hal ini pun pantang dijalankan sendiri. Melainkan harus dengan cara mengirim utusan serta mendengarkan opini atau informasi dari pihak ke tiga. Karena jika ikhtiar yang demikian dijalankan sendiri, dikhawatirkan kita akan terjerumus dalam hal-hal yang dilarang oleh agama yang menyebabkan tercerabutnya barakah pernikahan.

Yang tak kalah penting dalam usaha menjemput jodoh yang selanjutnya adalah kita harus memperbaiki diri. Sebab, usaha terbaik untuk mendapatkan jodoh yang baik adalah dengan senantiasa memperbaiki diri. Mustahil kiranya jika kita berharap jodoh sekualitas sahabat, Ali ra. jika diri kita tak memiliki kualitas setara Fathimah ra. Sebagaimana kita juga serasa bermimpi di siang hari berharap mendapat jodoh yang sholeh dan teguh di jalan dakwah, jika kita bukan wanita shalihah yang juga aktif dan ikhlas berdakwah.

Ya, jodoh kita adalah bagaimana kita. Maka, teruslah memperbaiki diri sampai batas di mana kita ingin pasangan kita berkualitas sebagaimana yang kita harapkan.


Jangan Galau, Sebab Kita Muslimah

Bagaimana jika niat ingin menikah sudah kuat dan segala ikhtiar telah dijalani namun belum dimampukan (dipertemukan dengan pasangan) oleh Allah?

Allah SWT berfirman:
“Orang-orang yang belum mampu menikah hendaknya menjaga kesucian diri mereka sampai Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (Q.S.An Nuur: 33)

Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan orang yang belum mampu menikah untuk bersabar sampai Allah memampukannya dengan karunia yang besar. Dan jika dorongan untuk menikah sudah bergejolak, kita diperintahkan untuk menjaga diri agar gejolak tersebut tidak membawa kita untuk melakukan hal-hal yang diharamkan.

Maka dari itu, sobat muslimah, menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat, mutlak dilakukan agar hidup kita makin berkualitas dan hari-hari kita tidak dipenuhi kegalauan sebab kita masih menjomblo. Bergabunglah dengan komunitas muslimah shalihah yang aktif dalam kegiatan-kegiatan ke-Islaman.

Banyak-banyaklah bergaul dengan para muslimah yang hari-harinya selalu penuh dengan energi positif, percaya diri, dan pikiran positif, yang semua itu tentunya dapat ‘menular’ pada diri kita. Disamping dapat mengusir rasa galau, membuka diri dengan aktifitas dan orang-orang yang shalihah dapat menjadi sarana belajar bagi kita hingga menjadi muslimah luar biasa. Ingat, usaha terbaik untuk mendapatkan jodoh yang baik adalah dengan senantiasa memperbaiki diri!

Tawakal yang Menguatkan Kita

Sobat muslimah, sesungguhnya hanya Allah saja yang tahu kapan dan bagaimana kita bertemu dengan jodoh kita. Semua hal tentang nasib kita –termasuk jodoh—ditetapkan oleh Allah dengan kuasa-Nya jauh sebelum kita dilahirkan.

Hanya Allah yang tahu segala sesuatu yang bersifat ghaib. Jangankan manusia biasa, para malaikat dan para Nabi saja tidak diberi pengetahuan oleh Allah tentang hal yang ghaib.
Tidak akan habis pembicaraan soal jodoh bagi seorang muslimah, karena bicara tentang jodoh berarti bicara tentang nasib. Dan itu artinya bicara tentang kemahakuasaan Allah yang ilmu-Nya tanpa batas. Berbicara tentang jodoh berarti memikirkan apa yang disebut sebagai taqdir Allah atau Qada’ dan Qadar.

Sementara, langit, bumi, seluruh alam semesta beserta isinya sudah ‘ditulis’ oleh Allah 50 ribu tahun sebelum semua itu kemudian dijadikan atau diciptakan oleh Allah.

“Jagalah Allah, niscaya engkau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, sesungguhnya seandainya umat ini bersatu untuk memberikan suatu kemanfaatan kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberinya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk mendatangkan suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat mendatangkannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering.” (HR.Tirmidzi)

Jadi, sudah selesai’kah urusan taqdir Allah tentang jodoh kita? Ya, ‘tinta’ yang digunakan untuk menulis semua yang ditaqdirkan Allah itu kini sudah kering, diikuti dengan dimulainya pelaksanaan taqdir Allah itu.

Oleh sebab itu, bertawakal’lah! Karena itu yang akan menjadikan kita makin kuat menjalani hari dalam penantian akan datangnya jodoh. Dan jangan lupa, usaha terbaik untuk menemukan jodoh yang baik adalah senantiasa memperbaiki diri dan memohon kepada Allah, Rabb yang menggenggam taqdir-taqdir kita.
Jadi, jangan galau, sebab kita muslimah!

Wahai orang-orang yang jomblo



Jomblo Sebagai Bukti Keimanan Seorang Remaja


Menurut sebagian besar, khususnya di kalangan remaja, jomblo adalah status seseorang yang menunjukkan pribadi kuper, gak gaul, ketinggalan jaman, katrok, ndeso atau kampungan. Ada lagi yang sering kali jadi julukan, bahwa seorang yang jomblo adalah makhluk yang tidak laku.
Seseorang dikatakan tidak jomblo ketika dia memiliki pacar. Padahal status pacar dan jomblo itu sekedar status sosial dalam kehidupan gaul remaja. Jadi, mereka yang memiliki pacar merasa gaul dan merasa selamat dari status jomblo. Mereka yang berstatus jomblo dianggap suatu aib dalam pergaulannya.
Karena pacar sekedar status sosial kehidupan gaul remaja, maka berpacaran hanya dijadikan kebanggaan dalam pergaulan mereka, sama sekali tidak ada niat untuk melanjutkan ke jenjang bahtera rumah tangga. Alasan mereka yang sekedar berpacaran karena mereka masih di bawah umur. Jadi, ngapain make meried segala? Begitu alasan yang sering kali kita dengar.
Kebanggaan itu terasa ketika mereka berkumpul dengan teman-temannya, jalan-jalan berdua, dan saat galau ada yang menamani. Ketika berkumpul dengan teman-temanya, mereka sangat bangga karena di sampingnya ada seorang pacar, apa lagi teman-temannya bersama pacarnya. Ketika berjalan –ke mana aja- bisa boncengan, bisa gandengan, dan bisa makan berduaan di restoran atau warung. Ketika galau tidak lagi bingung harus mengadu pada siapa, bisa langsung minta ditemenin pacarnya.
Mungkin itu aktifitas pacaran yang standart. Ada aktifitas pacaran yang lebih dari itu. Dalam kehidupan gaul remaja, selain pacaran sebagai status pribadi, pacaran juga sebagai hiburan sehari-hari yang dipenuhi aktifitas pelampiasan hasrat syahwat. Sekarang marak kelakuan mesum, seks bebas, dan hamil di luar nikah, itu semua terjadi karena status konyol itu (pacaran). Bahkan ada yang menganggap, jika masih belum pegangan, ciuman, dan pelukan, itu dianggap sebagai aib dalam kehidupan gaul mereka. Lebih parah lagi, jika masih perawan atau perjaka pun dianggap ketinggalan jaman. Na’udzubillah…

Jika seorang remaja tidak memiliki pacar, siapa saja pasti yakin, dia tidak akan pernah berduaan, saling memandang penuh hasrat, pegangan, merapat, pelukan, ciuman, meraba-raba, apa lagi melakukan ‘hal itu’. Begitulah gambaran mulia seorang jomblo; dia tidak pernah berduan dengan lawan jenis, yang pada ujungnya akan sampai pada aktiftas… (gituan itu). Nau’udzubillah.
Jomblo itu bukan berarti dia kuper, ndeso, gak gaul, ketinggalan jaman, apalagi tidak laku atau tidak pernah jatuh cinta. Seseorang jomblo itu memiliki beberapa alasan, diantaranya: Pertama, karena sibuk dengan aktifitasnya, baik profesi atau pun pendidikan. Kedua, karena menutup hati sebab dia sudah mencintai seseorang meskipun tidak mungkin dimilikinya. Ketiga,karena pacaran dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat. Keempat, karena mempertahankan reputasi yang seandainya dia berpancaran makan nama baik dia akan tercemar. Kelima, karena bingung menentukan pilihan, sehingga dia memilih jomblo. Keenam, karena tidak memiliki nyali untuk mengungkapkan perasaannya.  Ketujuh, karena trauma sebab tembakan pertama ditolak. Kedelapan, karena dia menganggap bahwa dengan tidak pacaran dia akan mendapatkan jodoh yang tidak pernah pacaran juga (baik). Kesembilan, karena semata-mata ingin menjaga kesucian dirinya (keimanannya).
Selain alasan-alasan di atas, jomblo juga memiliki nilai mulia bagi seorang remaja. Karena dengan status jomblo dia akan terhindar dari perbuatan yang tidak bermoral, sebagaimana yang marak saat ini. Artinya, pacaran itu lebih rawan mengantarkan seseorang kepada maksiat dan Jomblo (pasti) membuat seseorang lebih terjaga dari perbuatan yang dilarang agama. Tepatnya, sebenaryna jomblo merupakan salah satu upaya menjaga diri untuk tidak menuruti hawa nafsu. Uapaya tersebut adalah cirri-ciri orang yang beriman. Allah berfiman:
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُواْ فُرُوجَهُمْ ذالِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُن… (31)
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”  Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. (QS. An-Nur: 30-31)
Ayat di atas menjelaskan tentang keimanan seseorang. Jika dia beriman, seharusnya dia menahan pandangannya agar tidak menjurus pada perbuatan hasrat syahwat. Salah satu upaya yang jitu untuk menahan pandangan adalah jomblo. Karena jomblo lebih aman dari perbuatan hasrat syahwat. Namanya juga jomblo, makhluk yang selalu sendirian. Orang yang sendirian memang mau melakukan ‘hal itu atau gituan’ dengan siapa? hehehe… Jadi, seorang yang jomblo termasuk seseorang yang beriman yang secara otomatis dia menahan pandangannya, dan tentu tidak ada kesempatan untuk melakukan perbuatan menuruti hasrat syahwat.




 

Cie cie yang jomblooo wkwk



7 Kebiasaan Buruk Para Jomblo yang Membuatnya Terus Jomblo


Konon, ada beberapa tipe jomblo yaitu High Quality jomblo, Low Quality Jomblo dan Jomblo Abadi. Nah kita akan membahas yang terakhir, Jomblo abadi. Menurut Prof. Gen dari Gen22 Blog University jomblo abadi adalah seseorang yang seumur hidupnya belum pernah pacaran. Apakah Ada diantara pembaca yang termasuk type jomblo ini? Hmmh, tidak perlu dijawab. Ada beberapa penyebab seseorang menjadi jomblo abadi, salah satunya adalah kebiasaan buruk yang membuatnya jauh atau dijauhi pasangan. Berikut ini 7 kebiasaan buruk para jomblo yang membuatnya terus menjomblo.

1. Suka Sirik

Orang Manado bilang mangiri. Alias iri dengki. Nggak senang ngelihat orang lain senang. Senangnya ngejelek-jelekin dan ngecil-ngecilin kebaikan orang lain. "Alaaa, dia sih piala bergilir. Lihat aja, bentar lagi juga dia akan pindah ke pelukan cowok laen. Gua sih amit-amit dapetin dia!"

"Eh elu tahu nggak, dia itu kanbekas pacarnya teman sodara teman gue. Nah, kata teman gue, temen gue dari sodaranya, sodaranya dari temennya yang mantan dia itu, dia pernah terlibat narkoba tuh. Pernah digerebek polisi segala. Ortunya sampai jual rumahnya untuk bebasin dia dari penjara."

Padahal ke-sirik-an hanya akan membuat kita makin buruk di mata orang lain. Dan pasti di mata Tuhan juga. Nggak ada faedahnya.

2. Citra diri yang negatif

"Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet, lha nilai kuliah saja hampir tidak pernah bergeser dari C. Dapet B tuh untung. A, wah ajaib benar anugerah-Mu deh. Mana ada yang mau sama saya.

Seandainya saya jadi orang lain pun, nggak bakalan koq saya mau punya pacar kayak diri saya begini."

Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh terhadap pikiran, perasaan dan sikap hidup kita. Ibarat makanan bagi tubuh kita, citra diri akan sangat menentukan; apakah kita akan menjadi pribadi yang optimistis, percaya diri, punya semangat hidup. Atau sebaliknya, menjadi pribadi yang pesimistis, rendah diri, loyo alias nggak punya semangat hidup.

3. Rumput di halaman rumah tetangga kelihatan lebih hijau

"Duh, enak nian punya pacar kayak die. Kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin and diperhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu nggak cengo sendiri di rumah. Lonely. Bisa ngerasain dag dig dug serrr tiap nunggu doi. Kapan pun dan dimana pun ada yang selalu bisa di-call. Pokoknya asyik deh."

Jadi nganggepnya hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat, lebih segalanya. Lalu kita berandai-andai; seandainya hidup kita kayak hidup die, dunia kita kayak dunia die. Seolah kita nih baru bahagia kalau kayak die. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri. Padahal, mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang.

Siapa pun pastilah punya senang dan susahnya sendiri. Punya pacar pun nggak melulu enak koq. Kadang ada sebalnya. Kadang bisa bikin jengkel and stress juga. So, jangan heran kalau yang sudah punya pacar pun bisa mikir begini: "Duh, enak nian ngejomblo. Bebase sebebas burung di udara.

Asyike seasyik ikan di laut. Nikmate senikmat udang rebus Mang Engking, Yogyakarta- apalagi sambal terasinya itu loh, uihh uenakke pol deh." (apa coba hubungannya?! hehehe:)

4. Berselubung topeng 

Nggak jujur dengan diri sendiri. Nggak apa adanya.

Contoh 1 (gaya selebritis: kemayu, dengan sikap bertutur diatur): "Aku emang belum mau pacaran koq. Suer. Masih ingin sendiri." - Yang sebenarnya: aku belum ketemu yang aku mau die mau. Adanya aku mau die nggak mau, die mau akunya nggak mau. Ada yang aku mau die mau, eh die maunya mau nabok sama aku.

Padahal apa salahnya bilang, "Aku bukannya nggak kepengen, tapi belum ketemu yang pas." Titik. Kalau bilangnya: belum mau pacaran, masih ingin sendiri - besok atau lusa ternyata ketemu yang cocok. Nah, luh baru nyaho. Malu kan mesti ngejilat ludah kuda (kalau ludah sendiri sudah biasa.

Contoh 2 (gaya politisi: kemaki, dengan sikap bertutur nggak teratur): "Gue naksir die?! Idihh, amit-amit. Sorry ya, dibayar

goceng pun nggak bakalan gue ambil!" - Yang sebenarnya: aku sih okelah sama die, tapi dienya cuek banget. Benci deh aku (dengan gaya genit ala Pelawak Tessi).

Padahal apa salahnya bilang, "Dienya cuek begitu, mana berani gue." Titik. Kalau bilangnya: amit-amit, dibayar goceng pun gua gak bakalan ambil - dan ternyata die tuh ngesir sama kita, cuma karena die punya "kemaluan" gede (baca: pemalu) jadinya die pasang sikap cuek bebek. Sok cool. Nah, gimana coba kalau begitu?! Masak mau ikut-ikut si selebritis: ngejilat ludah kuda.

So, tanggalkan topeng itu. Apa adanya sajalah. Tapi ya, jangan vulgar, mengobral atau norak. Jujur dengan elegan gitulah.


5. Hanyut terbawa perasaan

Nelangsa. Merasa kasihan pada diri sendiri. Seakan dengan ke-jomblo- an itu, dia menjadi orang yang paling malang di dunia. Makan jadi nggak enak (apalagi sayurnya sudah basi, kurang garam pula), tidur nggak nyenyak (AC mati nggak ada listrik, banyak nyamuk lagi).

Nyanyinya pun lagu Chrisye: "Di malam yang sesunyi ini aku sendiri, tiada yang menemani...... srot, srot (nyedot ingus). Akhirnya kini kusadari dia telah pergi tinggalkan diriku..... pufz, pufz (buang ingus pakai lengan baju). Nanini nananininani ninaneniii (bagian ini nggak hafal). Reff: Mengapa terjadi pada diriku, aku tak percaya kau telah tiada.... hiks, hiks (terisak). Haruskah ku pergi tinggalkan dunia..... hoahh, hoahh (nangis sejadi-jadinya)."

Selanjutnya no comment deh. Bukan apa-apa, saya takut ikut-ikut sedih, ikut-ikut nangis, ikut-ikut sedot ingus. Malah repot. Lagian, orang yang lagi terhanyut oleh aneka rupa perasaan susah dan sedih sebetulnya kan nggak butuh kata-kata; ia lebih butuh empati dan simpati.

Saya cuma mau bilang: "You'll never walk alone, Jomblo (ngutip lagu yang biasa dinyanyiin fans Liverpool). Kan banyak juga yang jomblo hehehe:)."

6. Memaksakan kehendak

Cara halus: "Hi, cowok, godain kita dong!" (ekstrim: sambil melotot, satu tangan berkacak pinggang satu tangan lagi menggenggam batu siap ditimpukin). Atau, "Hi, cewek, kita godain ya!" (ekstrim: sambil memiting seorang nenek yang kebetulan lewat, dan menodongkan pistol ke keningnya).

Cara kasar: "Apa pun yang terjadi gua harus dapetin doi; biar gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang. Pokoknya harus dan kudu!" (ekstrim: bayar segerombolan preman untuk menculik doi, lalu dengan gaya kungfu Bruce Li datang menyelamatkannya).

Atau, "Saya nggak bisa hidup tanpa doi. Sudahlah, saya mau mati saja! Mana tali, mana tali! Saya mau gantung diri!" (ekstrim: "Bunda, hidup ini kejam. Kembalikan saja aku ke dalam rahimmu!" - segede gitu, gimana masukinnya ya?!")

Atau, "Marilah kepadaku semua yang letih, lesu dan membutuhkan kehangatan, aku akan memberikan diriku seutuhnya!" (ekstrim: ..... disensor).

Dan kalau berdoa doanya begini: "Tuhan, kalau dia jodoh saya, dekatkanlah. Kalau dia bukan jodoh saya, jodohkanlah. Tapi kalau dia nggak bisa jadi jodoh saya, biarkan dia ngejomblo seumur hidup. Amin."

Padahal segala sesuatu yang dipaksakan - apalagi soal jodoh - pasti akan lebih banyak buruknya daripada baiknya. Usaha tentunya nggak salah, punya keinginan mangga silahkan. Tapi iringilah itu dengan penyerahan diri kepada Sang Khalik: "Bukan hendakku yang jadi, melainkan kehendak-Mu!"

Dengan berusaha dan berserah, hidup akan terasa lebih ringan. Tuhan tahu apa yang terbaik buat diri kita. Percaya deh.

7. Negatif thinking

Misalnya, kalau pas lagi jalan sendiri, lalu ada yang tanya (teman kerja atau teman sekampus lain jurusan), "Koq sendiri?" Langsung deh reaksinya seperti ini: "Sudah tahu sendiri, pakai tanya-tanya. Mentang-mentang gua jomblo. Nyindir, ya."

Atau, suatu kali ngelihat ada orang lain yang ngelihatin: "Kenapa sih lihat-lihat?! Anehnya ya, karena gua jomblo. Dasar, tamblo (tampang bloon) lu."

Padahal, "Koq sendiri?" itu kan pertanyaan standar orang yang pengen tanya tapi nggak tahu mau tanya apa. Just basa-basi. Nggak ada maksud apa-apa. Malah kalau tanyanya "Koq berdua?" atau "Sama siapa?" jadi aneh bin konyol. Lha, sudah jelas sendiri pakai tanya "Koq berdua?" atau "Sama siapa?" segala.

Dan orang yang ngelihatin bisa saja karena rasa-rasanya koq kenal. Atau kagum sama tahi lalat di pipi kita. Dipikirnya, "Hoki bener tuh orang ada tahi lalat di pipinya. Coba kalau tahi kebo atau tahi kucing, kan jelek!" - Jadi, nggak ada kait-mengkait dengan kejombloan kita.

Begitulah kalau sudah dikuasai pikiran negatif. Segala sesuatu disikapi secara negatif. Ibarat orang pakai kacamata hitam. Semua yang dilihatnya serba hitam. Lalu bagaimana dong mengatasinya? Tidak ada cara lain, ganti kacamatanya dengan kacamata yang lebih terang. Jangan salahkan obyek yang dilihat.

Nah, jika kamu masih sering melakukan kebiasaan buruk diatas, segeralah berubah agar terhindar dari status jomblo abadi.